Di setiap turnamen besar, pasti akan ada yang disebut sebagai "grup neraka" yang diisi tim-tim unggulan. Dan, pada putaran final Euro 2012 seluruh mata kini tertuju pada Grup C dimana terdapat dua kekuatan sepakbola Eropa, termasuk juara bertahan dan juara dunia Spanyol.
Ya, La Furia Roja kembali menjadi unggulan teratas di Polandia dan Ukraina lantaran label tim terbaik masih tertanam dalam skuad besutan Vicente Del Bosque ini. Perjalanan Spanyol hingga menuju putaran final juga mengagumkan, tanpa terkalahkan di semua laga kualifikasi.
Tapi, La Furia Roja akan menemui tantangan berat yakni Italia yang tengah mencoba membangun kembali kejayaan mereka di bawah asuhan Cesare Prandelli. Gli Azzurri memang dihantam badai cedera, tapi terlepas dari itu kemampuan mereka masih diperhitungkan, terutama melihat sukses mengeliminasi Serbia dan Slovenia di babak kualifikasi.
Irlandia bisa dibilang sebagai tim underdog, tapi dengan dukungan penuh fans, mereka sukses melangkah ke putaran final dengan melewati hadangan Estonia di babak play-off.
Bagaimana dengan Kroasia? Setelah finis di bawah Yunani pada babak kualifikasi, tim besutan Slaven Bilicsiap memberikan kejutan di penyelenggaraan empat tahunan ini.
Berikut kilas balik perjalanan empat tim penghuni Grup C yang dihumpun GOAL.com mulai dari babak kualifikasi hingga akhirnya berlaga di putaran final yang akan mulai digelar 8 Juni mendatang.
SPANYOL |
Spanyol masih diklaim sebagai timnas terbaik dunia dalam empat tahun terakhir. Setelah sukses mengawinkan gelar Euro 2008 dan Piala Dunia 2010, tim besutan Vicente del Bosque ini masih menjadi kandidat kuat di ajang Euro 2012.
Sejak masih di babak kualifikasi, La Furia Roja memang sudah menjadi favorit, apalagi, mereka "hanya" harus berhadapan dengan Republik Ceko, Liechtenstein, Lithuania dan Skotlandia. Tidak heran jika mereka kemudian melaju mulus, tanpa mendapat banyak masalah selama kualifikasi Grup I.
Dua laga pertama dilalui dengan relatif mudah, mengalahkan Liechtenstein dan Lithuania dengan skor masing-masing 4-0 dan 3-1. Fernando Torres membukukan dua gol sepanjang babak kualifikasi, namun laga tersulit yang dihadapi La Furia Roja ketika berhadapan dengan Skotlandia di Hampden Park.
Sempat unggul 2-0 berkat duo Barcelona David Villa dan Andres Iniesta, mereka membiarkan tuan rumah menyamakan kedudukan 2-2. Beruntung, gol voli Fernando Llorente di menit-menit akhir laga memastikan La Furia Roja mengunci poin tiga.
Dominasi Spanyol terus berlanjut dan seolah tak tersentuh oleh kontestan lain di Grup I. Sepasang gol Villa menghukum Republik Ceko, yang kemudian finis sebagai runner-up grup dan memasuki babak play-offs. Dua kemenangan meyakinkan berikutnya didapat dari Lithuania (3-1) dan Liechtenstein, membuat Spanyol menjadi tim pertama yang memastikan tiket putaran final, meski kualifikasi masih menyisakan dua laga.
Playmaker David Silva menjadi inspirator kemenangan Spanyol di Praha, saat tendangan Juan Mata dan Xabi Alonso menghasilkan kemenangan 2-0. La Furia Roja kemudian mengakhiri mimpi Skotlandia melaju ke babak play-off berkat hasil impresif 3-1 di Estadio Jose Rico Perez.
Spanyol mengakhiri perjalanan kualifikasi dengan rekor sempurna, delapan kemenangan dan dua imbang tanpa sekalipun menelan kekalahan serta selisih gol yang mencapai lebih dari 20. La Furia Roja pun pantas dijadikan favorit dan optimistis akan mempertahanan gelar yang pernah diraihnya di Austria dan Swiss empat tahun lalu.
ITALIA |
Setelah gagal total di Piala Dunia 2010, Italia menunjuk Cesare Prandelli yang diharapkan bisa mengembalikan kejayaan Gli Azzurri seperti di masa lampau.
Kegagalan di Afrika Selatan dua tahun lalu tidak menjadikan juara Eropa 1968 ini sebagai tim kacangan. Gli Azzurri tetap diunggulkan melenggang ke putaran final, ketika tergabung dengan Estonia, Kepulauan Faroe, Irlandia Utara serta tim kuda hitam Serbia dan Slovenia.
Italia tampaknya sedikit gugup di laga pertama, dimana Estonia unggul lebih dulu tapi Antonio Cassano menjadi pahlawan berkat satu gol dan assist yang memastikan Gli Azzurri berada di jalur yang benar.
Laga berikut Italia lebih garang, banyak pihak memuji gaya yang diinstruktikan Prandelli saat melumat Kepulauan Faroe 2-0 di Florenze dan Andrea Pirlo menjadi bintang dengan sepakan bola-bola mati.
Oktober 2010, ambisi La Nazionale memetik poin tiga terhalang rapatnya lini belakang Irlandia Utara yang memaksa mereka pulang dengan satu angka dalam lawatan ke Belfast. Tapi, empat hari kemudian Gli Azzurri mengeruk kemenengan krusial, sekaligus memaksa Serbia mengubur impian tampil di putaran final.
Sebuah insiden cukup mengerikan terjadi di Marassi, dimana Italia menjamu Serbia. Sempat terjadi kerusuhan antarsuporter dan seorang fan tim tamu yang dianggap menjadi provokator dalam laga tersebut ditahan. Italia kemudian dihadiahkan kemenangan 3-0 oleh Uefa, sementara Serbia mendapat sanksi lebih berat, yaitu memainkan dua laga kandang berikut tanpa penonton.
Hasil impresif lain diraih saat pria kelahiran Brasil Thiago Motta mencetak gol tunggal pada laga tandang krusial kontra Slovenia, Gli Azzurri kemudian meraih kemenangan beruntun versus Estonia dan Kepulauan Faroe.
Attacante Inter Milan Giampaolo Pazzini memastikan Italia meraih satu tiket ke putaran final, saat tampil sebagai pemain pengganti di kemenangan tipis 1-0 melawan Slovenia. Italia melanjutkan perjalanan kualifikasi dengan hasil imbang 1-1 kontra Serbia, kemudia ditutup dengan kemenangan 3-0 atas Iralandia Utara. Cassano mencetak dua gol di laga tersebut dan mengukuhkan dirinya sebagai topskor tim dengan enam gol.
Secara keseluruhan isa dibilang Italia melewati babak kualifikasi dengan rekor impresif, tak terkalahkan di 10 laga dengan kombinasi delapan kemenangan dan dua kali imbang, serta unggul 10 poin dari tempat kedua Estonia.
Sayang, menjelang kick-off Euro 2012 Prandelli justru dipusingkan dengann cedera pemain, terutama minimnya opsi di lini depan. Cassano baru saja pulih pascaoperasi jantung yang dijalani tahun lalu, sementara Giuseppe Rossi dipastikan absen akibat cedera ligamen yang memaksanya absen sepanjang musim ini.
REPUBLIK IRLANDIA |
Kegagalan Republik Irlandia melenggang ke putaran final Piala Dunia 2010 merupakan drama paling kontroversi menyusul handball Thiery Henry di babak play-offs. Tapi kerja keras mereka kali ini terbayar dengan satu tiket putaran final Euro 2012.
Di Grup B, banyak pihak memprediksi Rusia dan Slovakia akan bersaing ketat mendapatkan tket otomatis ke Polandia dan Ukraina. Namun Rep. Irlandia sukses membalikkan skenario tersebut.
Gol tunggal Keith Fahey di Armenia mengawali kampanye Rep. Irlandia di babak kualifikasi dengan kemenangan 1-0. Empat hari berselang Robbie Keane mencetak gol kemenangan atas Andora, tim yang kalah di semua partai.
Sayang Rep. Irlandia kemudian harus takluk 3-2 dari Rusia di Dublin, bahkan awalnya sempat tertinggal sampai tiga gol. Gol bek Sean St. Ledger di Slovakia membuat tim tamu meraih hasil imbang 1-1 dan Keane gagal mengeksekusi penalti krusial yang membuat tim sempat ketar-ketir.
Beruntung Rep. Irlandia kemudian meraih kemenangan beruntun di laga kandang dan tandang kontra Macedonia yang membuat tim besutan Giovanni Trapattoni kembali ke trek kemenangan. Hasil imbang kontra Slovakia dilanjutkan dengan raihan satu angka dari lawatan ke Moskwa terus membuka asa Rep. Irlandia ke Polandia dan Ukraina.
Rep. Irlandia melakoni partai hidup mati di laga terakhir versus Armenia yang tampil di luar prediksi banyak kalangan. Kedua tim bahkan harus tampil dengan 10 pemain, namun gol Richard Dunne memastikan kemenangan 2-1 dan timnya finis di urutan dua dengan 21 angka dari 10 laga, selisih dua poin dari Rusia.
Rep. Irlandia pun harus melanjutkan perjalanan memburu satu tiket putaran final dengan tampil di babak playoff, menghadapi runner-up Grup C Estonia. Irlandia meraih kemenangan meyakinkan 4-0 di leg pertama, kemudian imbang 1-1 pada leg kedua.
KROASIA |
Kroasia bertekad memperbaiki rekor di Euro 2012, setelah kalah dari Turki melalui drama adu penalti di babak perempat-final empat tahun silam. Tapi, tim berjuluk Vatreni ini harus lebih dulu melewati hadangan Georgia, Israel, Latvia, Malta dan juara Eropa 2004 Yunani.
Tim besutan Slaven Bilic ini mendapat sinyal bagus di laga pertama, dengan kemenangan 3-0 atas Latvia, meski kemudian ditahan tanpa gol oleh Yunani pada laga berikut.
Gol ganda Niko Kranjcar di Tel Aviv sukses membekuk Israel dan gelandang Tottenham Hotspur kembali menjadi pahlawan dengan dua gol lainnya saat membawa kemenangan 3-0 atas Malta, sekaligus mengatrol Kroasia ke pucuk klasemen Grup F.
Tapi, Kranjcar cs mendapat hasil negatif Maret 2011, kalah 1-0 dari Georgia. Namun anak-anak asuh Bilic merespons dengan cepat dan meraih kemenangan di tiga laga berikut, pertama membalas kekalahan dari Georgia dengan kemenangan 2-1 di Split, kemudian hasil positif 3-1 atas Malta dan dilanjutkan aksi heroik eks striker Arsenal Eduardo Da Silva yang membukukan dua gol ke gawang Israel, menutup kemenangan 3-1.
Ambisi Vatreni finis di posisi teratas Grup F mendapat pukulan telak ketika kalah 2-0 dari Yunani yang sukses mencetak dua gol di babak kedua melalui Giorgios Samaras dan Theifanis Gekas. Meski akhirnya membungkus kemenangan 2-0 di partai penutup, Kroasia tetap tidak mampu menggeser Yunani di puncak klasemen dan harus puas berada di posisi runner-up dengan defisit dua angka.
Tantangan berat kembali harus dihadapi Kroasia, dimana mereka berhadapan dengan Turki yang ketika itu dilatih Guus Hiddink. Namun, Vatreni sukses menggulung Turki 3-0 pada leg pertama yang dicetak gol Ivica Olic, Mandzuki dan Vedran Corluka. Kroasia pun memastikan tiket putaran final meski ditahan tanpa gol pada leg kedua.