Seperti yang pernah saya katakan pada sebuah judul artikel sebelumnya dalam judul artikel Cara Menjaga Kesehatan Payudara untuk melindungi diri dari kanker, bahwa saya bukanlah seorang dokter ataupun seorang yang mengerti banyak tentang kesehatan, tapi saya hanya tergugah untuk ikut serta membantu beban penderita kanker, baik kanker payudara ataupun mungkin hal-hal yang dapat memicu adanya kanker seperti yang saya paparkan juga dalam artikel yang berjudul Merokok Bisa Picu Kanker Payudara, yang dalam hal ini yang akan saya ulas adalah tentang Kanker Rahim yang sampai saat ini, kanker rahim dikenal sebagai "silent killer" karena biasanya sulit terdeteksi hingga stadium lanjut.
Gejala kanker rahim tidak spesifik. Studi terbaru menunjukkan bahwa penderita kanker rahim biasanya mengalami gejala berikut ini secara menetap:
- Tekanan abdomen (merasa penuh, bengkak atau kembung)
- Perasaan ingin buang air kecil terus menerus
Gejala kanker rahim lainnya meliputi:
- Gangguan pencernaan yang menetap (gas atau mual)
- Perubahan kebiasaan BAB tanpa alasan jelas, seperti sembelit
- Kehilangan nafsu makan atau cepat merasa kenyang
- Rasa sakit selama hubungan intim (dispareunia)
- Lemas & letih lesu yang berkelanjutan
- Sakit pada daerah sekitar pinggang/panggul
- Perubahan dalam siklus menstruasi
KAPAN HARUS KE DOKTER
Kunjungi dokter Anda jika Anda merasakan gejala perut bengkak, kembung, sakit pada perut/panggul yang terus-menerus selama lebih dari beberapa minggu. Jika dokter tidak menemukan diagnosa kanker rahim, pastikan Anda mendapat second opinion. Pasti dokter melakukan pemeriksaan panggul Anda.
Dokter mungkin merekomendasikan satu atau lebih dari tes berikut untuk mendiagnosa kanker rahim:
- Ultrasonografi (USG).
- Penanda tumor CA-125. Banyak wanita dengan kanker rahim memiliki kadar CA 125 yang abnormal dalam darah mereka.
- CT SCAN atau MRI
Jika tes ini mengarah ke kanker rahim, akan dilakukan operasi (laparaskopi) dimana diambil sayatan kecil di perut dan eksplorasi rongga perut untuk menentukan apakah kanker ada. Jika kanker rahim terkonfirmasi, ahli bedah dan ahli patologi akan mengidentifikasi jenis tumor dan menentukan apakah kanker telah menyebar.
STADIUM KANKER RAHIM
- Stadium I. kanker terbatas pada satu atau kedua ovarium.
- Stadium II. Kanker telah menyebar ke lokasi lain di panggul, seperti rahim atau saluran tuba.
- Stadium III. Kanker telah menyebar ke selaput perut (peritoneum) atau ke kelenjar getah bening dalam perut.
- Stadium IV. Kanker ovarium telah menyebar ke organ di luar perut.
Gambar: Kanker Rahim Stadium III
Perawatan kanker rahim biasanya melibatkan kombinasi operasi dan kemoterapi.
OPERASI PEMBEDAHAN
Secara umum, penderita kanker rahim memerlukan pembedahan luas yang mencakup pengangkatan kedua ovarium, saluran tuba dan rahim serta kelenjar getah bening di dekatnya dan lipatan jaringan lemak perut yang dikenal sebagai omentum, di mana kanker rahim sering menyebar.
KEMOTERAPI
Setelah operasi, kemungkinan besar Anda akan menjalani kemoterapi untuk membunuh sel-sel kanker yang tersisa. Rejimen awal untuk kanker rahim mencakup kombinasi carboplatin (Paraplatin) dan paclitaxel (Taxol) disuntikkan ke dalam aliran darah (intravena). Efek samping - termasuk sakit perut, mual dan muntah - mungkin dapat terjadi.
RADIASI
Radiasi biasanya tidak dianggap efektif untuk kanker rahim.