Kamis

SKEP No. 036 1979 Dasa Darma Pramuka


KEPUTUSAN
KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR 036 TAHUN 1979
DASADARMA PRAMUKA

Ketua Kwartir Naasional Gerakan Pramuka

Menimbang : 1. bahwa dalam memorandum Musyawarah Nasional Tahun
1978 telah dilimpahkan kepada Kwartir Nasional Gerakan Pramuka untuk memperbaiki dan menyempurnakan formulasi Dasardarma Pramuka yang tercantum dalam Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 123/KN/78 Tahun 1978 sehingga sistematis, enak didengar, dan mudah dihafal;
2. bahwa berkenaan dengann itu perlu segera dikeluarkan suraat keputusan tentang perbaikan dan penyempurnaan formulasi Dasadarma Pramuka;
 
Mengingat : 1. Keputusan Presiden Republlik Indonesia No. 238 Tahun 1961, juncto Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 12 Tahun 1971;
2. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan No. 045/KN/74 Tahun 1974 tentang Anggaaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka;
3. Lampiran III Keputusan Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka No. 123/KN/78 Tahun 1978;
 
Memperhatikan : Keputusan Rapat Kwartir Nasional terbatas tentang Dasadarma Pramuka tanggal 24 Januari 1979;

 
 
MEMUTUSKAN
 
Menetapkan
Pertama : Mencabut Dasadarma Pramuka sebagaimana tercantum dalam Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 123/KN/78 tahun 1978.
Kedua : Mengesahkan Dasadarma Pramuka beserta penjelasannyasebagaimana tercantum damalam lapiran I dan lampiran II keputusan ini.
Ketiga : Hal-hal lain tentang Dasadarma Pramuka, yang berhubungan dengan paearubahan pasal-pasal Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka yang lain, akan ditentukan kemudian oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dengan memperhatikan keputusan Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka yang berhubungan dengan hal ini.
 
Apabila ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan pembentulan sebagaimana mestinya.
Keputusan ini mulai berlaku sejak ditetapkan.
 
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 28 Februari 1979
 
 
 
 
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,
Ketua,
 
 
 
Ttd.
Letjen TNI (Purn) Mashudi
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

 
 
 
 
 
 






















 
LAMPIRAN II SURAT KEPUTUSAN
KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR 036 TAHUN 1979
PENJELASAN DASADARMA PRAMUKA
 
 
  1. Umum
    1. Dasadarma adalah ketentuan moral untuk setiap anggota Gerakan Pramuka sehingga merupakan suatu tuntunan sikap dan lakkkuk yang berisi nilai-nilai yang harus menjadi tolak ukur manusia yang diidamkan.

    1. Bagi anggota Gerakan Pramuka yang tidak mematuhinya akan menimbulkan rasa kurang dan salah sehingga dalam dirinya timbul kesadaran bahwa ia melanggar sesuatu, meskipun tidak diatur dengan ketentuan-ketentuan sanksi.

    1. Dalam suatu proses belajar, seseorang akan menerima pengertian mengembangkan otoidentifikasi (tahu diri pribadi) dan melaksanakan ototransformasi (mengembangkan diri pribadi). Sejak awal, proses ini dimantapkan dengan mengulang-ulang tuntunan melalui bimbingan dan teladan dari orang dewasa, Dariniat meniru ke tingkat identifikasi sampai tingkat pemillihan itu, anak didik memerlukan dan mencari penuntun.

    1. Usaha pendidikan dalam Gerakan Pramuka akan lebih bertepat guna apabila anak didik memperoleh tuntunan, teladan , dan personifikasi identifikasi (tokoh yang diidamkan) dari lingkungannya, lingkungan yang palling baik dan dekat adalah pembinanya, kemudian andalannya.

    1. Karena itu Dasadarma Pramuka Indonesia juga harus dihayati dan diamalkan oleh orang dewasa, Pembina, dan andalam. Untuk Pramuka Penggalang, Dasadarma perlu dijabarkan, dijelaskan, dan diallihkan dalam bentuk yang sederhana. Untuk Pramuka Penegak/Pandega dan orang dewasa, perlu terus-menerus ditanamkan melalui pemikiran dan pengertian yang lebih mendalam.

  1. Pokok-pokok Pengertian
    1. Dasadarma adalah ketentuan moral. Karena itu, Dasadarma memuat pokok-pokok moral yang harus ditanamkan kepada anggota Pramuka agar mereka dapat berkembang menjadi manusia berwatak, warga Negara Republik Indonesia yang setia, dan sekaligus mampu menghargai dan mencintai sesame manusia dan alam ciptaan Tuhan Yang Mahaesa.
    2. Republlik Indonesia adalah Negara hokum yang berdasarkan falsafah Pancasila, Karena itu, rumusan Dasadarma Pramuka berisi penjabaran dari Pancasila dalam kehidupannya sehari-hari.
    3. Dasadarma yang berarti sepuluh tuntunan tingkah laku adalah sarana untuk melaksanakan satya (janji, ikar, ungkapan kata haaati). Dengan demikian, maka Dasadarma Pramuka pertama-tama adalah ketentuan pengamalan dari Trisatya dan kemudian dilengkapi dengan nilai-nilai luhur yang bermanfaat dalam tata kehidupan.

  1. Penjelasan masing-masing Darma
    1. Darma pertama: Takwa kepada Tuhan Yang Mahaesa
      1. Pendahuluan
Apa yang tercantum di dalam Trisatya tentang menjalankan kewajiban terhadap Tuhan dan yang terdapat dalam Dasadarma pertama sudah harus sedikit dibedakan bahwa:
Di dalam Trisatya, ungkapan itu merupakan janji (ikrar) seseorang yang diresapkan dalam hati atau dirinya sedangkan dalam hati atau dirinya sedngkan yang ada di dalam Dasadarma pertama adalah perwujudannya secara kongret dalam tingkah laku ataupun sikapnya,
Atau dengan kaata lain yang ada di dalam Trisatya itu merupakan sesuatu yang ada di dalam batin dan yang terdapat di dalam darma adalah yang tampak lahiriah. Oleh karena itu yang terdapat di dalam Dasadarma bukanlah suatu pengulangan, tetapi penekan

      1. Pengertian
        1. Takwa
          1. Pengertian takwa adalah bermacam-macam, antara lain: bertahan, luhur, berbakti, mengerjakan yang utama dan meninggalakan yang tercela, hati-hati, terpelihara, dan lain-lain.
          2. Pada hakekatnya takwa adalah usaha dan kegiatan seseorang yang sangat utama dalam perkembangan hidupnya. Bagi bangsa Indonesia yang berketuhanan Yang Mahaesa, yang menjadi tujuan hidupnya adalah keselamatan, perdamaian, persatuan dan kesatuan baik didunia maupun dikhirat, Tujuan hidup ini hanya dapat dicapai semata-mata dengan takwa kepada Tuhan Ynag Mahaesa, yaitu:
            1. Bertahan terhadap godaan-godaan hidup, berkubu dan berperisal untuk memelihara diri dari dorongan hawa nafsu.
            2. Taat melaksanakan ajaran-ajaran Tuhan, mengerjakan yang baik dan berguna serta menjauhi segala yang buruk dan yang tidak berguna bagi dirinya maupun bagi masyarakat serta seluruh umat manusia.
            3. Mengembalikan, menyerahkan kepada Tuhan segala darma bakti dan amal usahanya untuk mendapatkan penilaian; sebagaimana Tuhan menghendaki sikap ini merupakan sikap seseorang kepada pribadi lain yang dianggap mengatasi dirinya, bahkan mengatasi segala-galanya, sehingga seseorang menyatakan hormat dan baktinya, serta memuji, meluhurkan dan lain-lain terhadap pribadi lain yang dianggap Mahaagung itu,




        1. Tuhan
Di sini kita dapat mencoba memahami pengertian kita tentang Tuhan baaik berpangkal dari kemanusiaan yang antara lain dianugerahi akal budi, maupun dari wahyu Tuhan sendiri yang terdapat dalam kitab suci yang diturunkan kepada kita melalui para Nabi/ Rosul.
          1. Daei segi kemanusiaan (akal budi), Tuhan adalah zat yang ada secara mutlak yang ada dengan. Zat yang menjadi sumber atau sebab adanya segala sesuatu di dalam alam semesta (couse prima atau sebab pertama).
Karena itu, Dia tidak dapat disamakan atau dibandingkan dengan apa saja yang ada. Dia mengatasi, melewati, dan menembus segala-galanya.

          1. Dari wahyu Tuhan sendiri yang dianugerahkan kepada kita melalui firman atau sabdaNya di dalam Kitab suci, kita dapat mengetahui bahwa Dia adalah pencipta Yang Maha Kuasa, Maha Murah, lagi Maha Penyayang Tuhan menjadikan alam semesta termasuk manusia tanpa mengambil suatu bahan atau menggunakan alat. Hanya kaarena afirman-Nya, alam semesta ini menjadi ada. Yang semula tidak ada menjadi ada, dari tingkat yang paling rendah sampai tingkat yang paling tinggi dan luhur. Dari yang tiada bernyawa kepada yang bernyawa dan berjiwa, Dari hasil karya Tuhan itu, kita dapat mengenal segala macam sifat Tuhan yang melebihi dan mengatasi apa yang terdapat di dalam alam semesta ini, terutama dari wahyu Tuhan sendiri. Kita juga dapat memahami kegaiban Tuhan. Oleh karena itu, kita tidak dapat membandingkan zat kodrat sifat Ilahi dengan yang ada dalam ala mini. Hal ini juga termasuk dengan sifat Tuhan Yang Mahaesa. Namun sebagai insane manusia, kita akan berusaha memahami apa arti esa pada Tuhan itu.
          2. Esa= satu/tunggal.
Maksudnya bukanlah “satu” yang dapat dihitung. Satu yang dapat dihitung adalah satu yang dapat dibagi atau disbanding-bandingkan. Maka, satu atau esa pada Tuhan adalah mutlak. Satu/tunggal yang tidak dapat dibagi-bagi dan dibandingkan.
Tiada Tuhan selain Allah”.
 
        1. Berbicara tentang pengertian taakwa kepada Tuhan Yang Mahaesa tidak dapat dipisahkan daari pengertian moral, budi pekerti, dan akhlak.
Moral, budi pekerti atau akhlak adalah sikap yang digerakan oleh jiwa yang menimbulkan tindakan dan perbuatan manusia terhadap Tuhan, terhadap sesamamanusia, sesame makhluk, dan terhadap diri sendir. Akhlak terhadap Tuhan Yang Mahaesa meliputi cinta, takut, harap, syukur, taubat, ikhlas terhadap Tuhan, mencintai atau membenci kare Tuhan. Akhlak terhadap Tuhan Yang Mahaesa mengandung unsure-unsur takwa, berimankepada Tuhan Yang Mahaesa, dan berbudi pekerti yang luhur.
Akhlak terhadap sesame manusia atau terhadap masyarakat mencakup berbakti kepada orang tua, hubungan baik antara sesame, malu, jujur, ramah, tolong menolong, harga menghargai, memberi maaf, memelihara kekeluargaan, dan lain-lainnya. Akhalakterhadap sesame manusia mengandung unsur hubungan kemanusia mengandung unsure hubungan kemanusiaan yang baik akhlak terhadap sesama akhluk Tuhan yang hidup ataupun benda mati mencakup belas kasih, suka memelihara, beradab, dan sebagainya,
Akhlak terhadap sesame makhluk Tuhan mengandung unsure peri kemanusiaan.
Akhlak terhadap diri sendiri meliputi: memelihara harga diri, berani membela hak, rajin tanggungjawab, menjauhkan diri dari takabur, sifat-sifat bermuka dua sifat pengecut, dengki, loba, tamak, lekas putus asa, dan sebagainya.
Akhlak terhadap diri sendiri mengandung unsure budi pekerti yang luhur, berani mawas diri, dan mampu menyesuaikan diri.
      1. Pelaksanaan
        1. Sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka yang mengarahkan anak didik menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur, dan juga karena falsafah hidup bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila, maka sudahseharusnyalah iman kepada Tuhan dari masing-masing anak didik itu diperdalama dan diperkuat.iman anak didik kepada Tuhan itu bellum cukup kalau hanya kita berikan pengajaran lisan/tertullis tanpa ada perwujudan kongkret dalam tingkah lakkku kehidupan anak didik.
Maka, apa yang diimani dari agama dan kepercayaan tentang Tuhan haruslah dijabarkan dalam sikap hidupnya yang nyata dan dapat dirasakan oleh llingkungannya, karena itu akan terdapat kepicangan apabila Gerakan Pramuka hanya dapat mengemukakan ajaran tentang takwa kepada Tuhan Yang Mahaesa ini, tetapi kurang memberikan bimbingan dan kesempatan kepada peserta didik untuk melaksanakan darmanya yang pertama ini. Untuk mewujudkan cita-cita Gerakan Pramuka, dalam hal ini banyak caran dan metode yang dapat dilaksanakan, sesuai dengan tingkat umur dan kemampuan anak didik dan kepercayaan masing-masing.
Cara atau metode dapaat berlainan, tetapi tujuannya kiranya hanya satu, ialah terciptanya manusia Indonesia yang utuh dan sempurna (Pancasilais).
Segala macam ketentuan moral/kebaikan yang tersimpan dalamajaran agama (seperti tertera dalam darma-darma yang berikut)seharusnyalah dikembangkan dalam sikap hidup anak didik. Darma-darma itu merupakan bentuk-bentuk perwujudan kongret dari takwanya kepada Tuhan di samping doa, sembahyang, dan bentuk peribadatan lain.
 
Sebagai Contoh.
Sikap cinta dan kasih saying, etia, patuh, adil, jujur, suci,dan lain-lain adalah merupakan pengejawantahan dan perwujudan dari ketakwaan seseorang kepada Tuhan. Sulit untuk mengatakan bahwa sebenarnya tidak jujur orang mengarahkan dia itu takwa kepada Tuhan, tetapi dalamhidupnya dia bertindak dan bersikap membenci, curang, tidak adil, dan sebagainya terhadap sesamanya.
 
        1. Maka dari itu, dalam prakteknya, mengembangan ketakwaan kepada Tuhan dapat dilaksanakan dalam segala kegiatan kepramukaan mulai dari bermain dampai kepada bekerja sama dan hidup bersama.
Dalam kegiatan permainan, kita sudah dapat menamkan sifat-sifat jujur, patuh, setia dan tabah.
Kalau anak sudah dibiasakan bermaian seperti itu, maka dia akan berkembang menjadi pribadi yang baik, berwatak luhur dan berkepribadian.
Akhirnya, akan berguna bagi sesame manusia, masyarakat, bangsa dan negaranya. Semua ini tiada lain didasarkan pada takwanya kepada Tuhan.

        1. Menuntun anak untuk melaksanakan ibadah,

        1. Menyelenggarakan peringatan-peringatan hari besar agama.

        1. Menghormati orang beragama lain.

        1. Menyelenggarakan cermah keagamaan.

        1. Menghormati orang tua.

2. Darma kedua: Cinta alam dan kasih saying sesama manusia
a. Pengertian
  1. Tuhan Yang Mahaesa telah menciptakan seluruh alam semesta yang terdiri dari manusia, binatang, tumbuhan-tumbuhan, dan benda-benda alam.
Bumi, alam, hewan, dan tumbuh-tumbuhan tersebut diciptakan Allah bagi kesejahteraan manusia.Karena itu, sudah selayaknya pemberian Allah ini dikelola, dimanfaatkan, dan dibangun.
Sebagai makhluk Tuhan yang lengkap dengan akal budi, rasa, karsa dan karya, serta dengan kelima inderia manusia patut mengetahui makna seluruh ciptaana-NYa.
Wajar dan pantaslah Pramuka, secara alamiah, melimpahkan cinta kepada alam sekitarnya (benda alam, satwa, dan tumbuh-tumbuhan), kasih sayang kepada sesama manusia dan sesama hidup serta menjaga kelestariannya.
Kelestarian benda alam, satwa, dan tumbuh-tumbuhan perlu dijaga dan dipelihara kaarena hutan tanah, pantai, fauna, dan flora serta laut merupakan sumber alam yang perlu dikembangan untuk menunjang kehidupan generasi kini dan dipelihara kelestariannya untuk kehidupan generasi mendatang.
Di samping itu, sebagai Negara kepulauan pemanfaatan wilayah pesisir dan lautan yang sekaligus memelihara kelestarian sumber ala mini dengan menanggulangi pencemaran laut, perawatan hutan, hutan bakau dan hutan payau, serta pengembangan budi daya laut menduduki tempat yang penting pula.
 
  1. Yang dimaksud dengan cinta dan kasih saying apabila manusia dapat ikut merasakan suka dan derita alam sekitarnya khususnya manusia. Kelompok-kelompok manusia ini merupakan bangsa-bangsa dari Negara yang terdapat di dunia ini. Bila kita ingindan mau mengerti dan bergaul dengan bangsa lain maka rasa kasih sayanglah yang dapat mendekatkan kita dengan siapa pun. Dengan demikian, akan terciptalah perdamaian dan persahabatan antar manusia maupun antar bangsa.
Khususnya sebagai seorang Pramuka menganggap Pramuka lainnya baik dan Indonesia maupun dari bangsa lain sebagai saudaranya kaarena masing-masing mempunyai satya dan darma sebagai ketntuan moral. Pramuka Indonesia yang bertujuan menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur sudah sepantasnyalah jika ia berusaha meninggalkan watak yang dapat menjauhkan ia dengan ciptaan Tuhan lainnya dengan memiliki sifat-sifat yang penuh rasa cinta dan kasih saying.

  1. Darma ini adalah tuntunan untuk mengamalkan sila kedua dari Pancasila
 
b. Pelaksanaan dalam hidup sehari-hari.
1) Membawa peserta didik kea lam bebas kebun raya agar mengetahui dan mengenal berbagai jenis tumbuhn-tumbuhan, Anjurkanlah kepada meereka memelihara tenaman di rumah masing-masing. Hal ini dapat dijadikan persyaratan untuk mencapai tanda kecakapan khusus.
 
2) Begitu pula halnya sikap kita terhadap binatang, perkenalakan peserta didik dengan sifat masing-masing jenis binatang untuk mengetahui manfaatnya. Anjurkan juga memelihara dengan baik binatang yang mereka meliki.
  1. Kasih saying sesama manusia tidak lepas dari perwujudan kerendahan diri manusia sebagai makhluk terhadap keagungan pencipta-Nya. Ketakwaan kita kepada Tuhan Yang Mahaesa wajib dihayati sepanjang hidup. Di samping itu, perlu membangun watak utama antara lain, tidak mementingkan diri pribadi, menghargai orang lain meskipun tidak sebangsa dan seagama. Demikian pula, bersaudara dengan Pramuka sedunia.
 
  1. Siapa pun yang kita kenal dan kita dekaaaaati lambaat-laun akan timbul rasa cinta alam dan kasih saying sesama manusia. Rasa inilah yang dapat menggugah rasa dekat dengan Alkhalik, karena tidak terhalang oleh rasa benci, marah dan sifat-sifat yang tidak terpuji, dengan demikian, kita menyadari keagungan Tuhan Yang Mahaesa.

3. Darma Ketiga : Patriot yang sopan dan ksatria
 
a. Pengertian
  1. Patriot berarti putra tanah air, sebagai seorang warga Negara Reoublik Indonesia, seorang Pramuka adalah putra yang baik, berbakti, setia dan siap siaga membela tanah airnya.
 
  1. Sopan adalah tingkah laku yang halus dan menghormati orang lain. Orang yang sopan bersikap ramah tamah dan bersahabat bukan pembenci dan selalu disukai orang lain.

  1. Ksatria adalah orang yang gagah berani dan jujur. Ksatria juga mengandung arti kepahlawanan, sifat gagah berani dan jujur. Jadi, kata ksatria mengandung makna keberanian, kejujuran, dan kepahlawanan.

  1. Seorang Pramuka yang mematuhi darma ini, bersma-sama dengan warga Negara yang lain mempunyai satu kata hati dan satu sikap mempertahankan tanah airnya, menjunjung tinggi martabat bangsanya.

  1. Darma ini adlah tuntunan untuk mengamalkan Pancasila ketiga.

b. Pelaksanaan dalam Hidup Sehari-hari
  1. Membiasakan dan mendorong anggota Pramuka untuk:
    1. menghormati dan memahami serta menghayati lambing Negara, bendera sang Merah Putih dan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
    2. mengenal nilai-nilai luhur bangsa Indonesia sepeerti kekeluaargaan, gotong-royong, rmah tamah, religious, dan lain-lain.
    3. Mencintai bahasa, seni budaya, dan sejarah Indonesia.
    4. Mengerti, menghayaati, mengamalkan dan mengamankan Pancasila.

  1. Mengenal adapt-istiadat suku-suku bangsa di Indonesia.

  1. Mengutamakan kepentingan umum dari pada kepentingan diri pribadi. Selalu membantu dan membela yang lemah dan yang benar.

  1. Membiasakan diri berani mengakui kesalah dan membenaarkan yang benar.

  1. Menghormati orng tua, guru dan pemimpin.

4. Darma keempaat: Patuh dan suka bermusyawarah.
  1. Pengertian
    1. Patuh berarti setia dan bersedia melakukan sesuaaatu yang sudah disepakati dan ditentukan.
    2. Musyawarah adalah laku utama seorang democrat yang menghormati pendapat orang lain. Orang yang suka bermusyawarah terhindar dari sikap yang otoriter dan semau sendiri. Dalam setiap gerak dan tindakan yang menyangkut orang lain, seorang lain baik dengan orang-orang yang terikat dalam pekerjaan atau dalam bentuk-bentuk organisasi.
    3. Darma adalah tuntunan untuk mengamalkan Pancasila keempat.

  1. Pelaksanaan dalam Hidup Sehari-hari
    1. Membiasakan diri untuk menepati janji, mematuhi peraturan yang ditetapkan di gugusdepan dan mematuhui peraaaaturan di RT/RK, kampung dan desa, sekolah dan peratur perundang-undangan yang berlaku.
Misalnya, setia mengikuti latihan membayar iuran, menaati peraturan lalu llintas dan lain-lain.
    1. Belajar mendengar pendapat orang, menghargai gagasan orang lain.
    2. Membiasakan untuk merumuskan kesepakatan dengan memperhaaatikan kepentingan orang banyak
    3. Membiasakan diri untuk bermusyawarah sebelum melaksanakan suatu kegiatan (misalnya akan berkemah, widyawisata dan lain-lain.

5. Darma kelima: Rela menolong dan tabah
a. Pengertian
  1. Rela atau ikhlas adalah perbuatan yang dilakukan tanpa memperhitungkan untung dan rugi (tanpa pamrih). Rela menolong berarti melakukan perbuatan baik untuk kepentingan orang lain yang kurang mampu. Dengan maksud, agar orang yang ditolong itu dapat menyelesaikan maksudnya atau kemudian mampu merampungkan masalah seta tantangan yang dihadapi.
 
  1. Tabah atau ulet adalah suatu sikap jiwa tahan uji. Meskipun seseorang mengetahui bahwa menjalankan tugasnya akan menghadapi kesulitan, tetapi ia tidak mundur dan tidak ragu.
 
  1. Darma ini adalah tuntunan untuk mengamalkan Pancasila sila kelima.

b. Pelaksanaan dalam Hidup sehari-hari
  1. Membiasakan diri cepat menolong kecelakaan tanpa diminta
  2. Membantu menyeberang jalan untuk orang tua, wanita.
  3. Memberi tempat di tempat umum kepada orang tua dan wanita.
  4. Membiasakan secara bertahap untuk mengatasi masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari di rumah, dan dimasyarakat..

6. Darma keenam : Rajin, terampil, dan gembira
a. Pengertian
  1. Rajin
Manusia dibedakan dengan makhluk hidup yang lain kaarena ia diciptakan mempunyai akal budi. Dengan demikian harus mengmbangkan diri dengan membaca, menulis, dan belajar, Dengan perkataan lain, ia menjalani proses kodrati dalam mendidik diri.
Lebih-lebih lagi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah melejit demikian cepat, maka menjadi kewajiban kita semua untuk mendorong anak didik (juga orang dewasa) untuk selalu rajin belajar, selalu berusaha dengan tekun, senantiasa tetap mengembangkan dirinya, dan selalu tertib melaksanakan tugas.

  1. Terampil
Setiap manusia haarus beeerupaya untuk dapat berdiri di atas kaki sendiri. Untuk hal itu, yang menjadi syarat utama adalah keahlian dan keterampilan serta dapat mengerjakan suatu tugas dengan cepat dan tepat dengan hasil yang baik.

  1. Gembira
Manusia itu hidup dan menghidupi dengan mencari jalan bagaimana hidup yang baik. Untuk itu ia harus bekerja mencari nafkah, dan bersama-sama dengan orang lain ia bekerja sama.
Banyak kesulitan, rintangan, dan hambatan yang dihadapi. Dan tantangan ini akan diatasi dengan dorongan motivasi yang kuat. Suatu upaya untuk mendapat motivasi ini adalah manusia harus dapat berfikir cerah, berjiwa tenang, dan seimbang.
Hal ini dapat dicapai bila manusia selalu mencari hal-hal yang positip dan optimistis.
Sikap ppositip, optimis ini diperoleh dengan laku yang riang sehingga menimbulkan suasana gembira. Kegembiraan adalah perasaan senang dan bangga yang menimbulkan kegiatan dan bahkan rasa keberanian.
 
  1. Rajin, terampil, dan gembira perlu selalu diterapkan dalam setiap usaha dan kegiatan.

b. Pelaksanaan dalam Hidup Sehari-haari
1) Rajin
    1. Biasakan membaca buku yang baik.
    2. Biasakan untuk membuaat karya tulis.
    3. Selenggarakan diskusi-diskusi untuk belajar; mengolah pikiran, mengemukakan pendapat.
    4. Tentukan jadwal harian yang tetap untuk belajar.
Belajar selama dua jam sehari adalah layak.
    1. Atur kegiatan dengan menyesuaikan dengan kegiatan di sekolah, di rumah dan Gerakan Pramuka.
    2. Membiasakan untuk menyusun jadwal kegiatan sehari-hari.
 
2) Bekerja
  1. Jelaskan bahwa dibalik kesulitan, kegagalan, dan kekewaan selalu terdapat hal-hal yang baik dan berguna.
  2. Biasakan bekerja menurut manfaat dan disesuaikan dengan kemampuan.
  3. Jangan terlula cepat menegur, mengkertik atau menyalahkan orang lain.
  4. Hargai dan atonjolkan suatu prestasi kerja.
  5. Berikan beban dan tugas yang terus berkembang.
  6. Berusaha untuk bekerja dengan rencana.
  7. Bergembiralah dalam tiap usaha.
  8. Selesaikan setiap tugas pekerja, jangan tunda sampai esok hari.

3) Terampil
  1. Pilihlah suatu jenis kemahiran dan keahlian yang sesuai dengan bakat.
  2. Latih terus-menerus.
  3. Jangan cepat puas setelah selesai mengerjakan sesuatu.
  4. Mintalah tuntunan dari orang yang lebih berpengalaman.
  5. Jangan menolak tugas pekeerjaan apa pun yang diberikan pada Saudara.
Laksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan yang ada.
 
7. Darma ketujuh: Hermat, cermat, dan bersahaja
a. Pengertiam
1) Hemat
  1. Hemat bukan beraaati “kikir” tetapi lebih terarah kepada dapatnya seorang Pramuka melakukan dan mengunakan suatu secara tepat menurut kegunaannya.
  2. Secara rohaniah, dapat berarti suatu usaha memerangi hawa nad\fsu manusia dari keinginan berlebihan yang merugikan diri sendiri dan orang lain; (uang, mendisiplinkan diri sendiri).
Menghemat bukan berarti a social tapi untuk lebih memungkinkan dalam memberi kemungkinan usaha social ke pihak lain, (luang, tenaga, waktu dan sebagainya) yang lebih menguntungkan.
  1. Secara material, dapat berarti memanfaaatkan sesua(materi) menurut keperluan sehingga usaha tidak berguna dapat dibendung sehingga dapat berguna bagi dia sendiri dan ornag lain.

2) Cermat
Cermat lebih berarti “ teliti” sikap lakku seorang Pramuka harus senantiasa teliti baik terhadap dirinya sendiri (introspeksi) maupun yang datangnya dari laur dirinya sehingga ia senantiasa waspada.
Hal ini dapat dilakukan melalui proses berfikir, mengitung, dan mempertimbangkan segala sesuatu, untuk berbuat. Seorang Pramuka harus cerdas, terampil agar ia senantiasa terhindar dari kekeliruan dan kesalahan.
Ia harus berusaha untuk berbuat sesuatu dengan terencana dan yang bermanfaat.
 
3) Bersahaja
Hal ini lebih berarti, sederhana kesederhanaan yang wajar dan tidak berlebih-lebihan sehingga dapat memberi kemungkinan penggambaran jiwa untuk (penampilan diri) dan menimbulkan kemampuan untuk hidup dengan apa yang didapat secaara halal tanpa merugikan diri sendiri dan ornag lain. Ia harus dapat menyerasikan antara keinginkan dan kemampuan, Bersahaja juga dapat berarti keberanian untuk menyatakan sesuatu yang sebenarnya.
b. Pelaksanaan dalam Hidup Sehari-hari
    1. Menggunakan waktu dengan tepat ke sekolah, tidur, makan, latihan dan sebagainya.
    2. Tidak ceroboh.
    3. Bertindak dengan teliti pada waktu yang tepat agar ia tidak dirusakkan oleh keinginan jahat dari luar.
    4. Sadar akan dirinya sebagai suatu pribadi.
    5. Berpakaian yang sederhana tanpa perhiasan yang berlebihan-lebihan
    6. Meneliti sahulu sebellllum berbuat sesuaatu agar terjadi ketepatan di dalam pelaksanaannya.
    7. Penggunaan listrik (siang hari dimatikan).
    8. Pengguna air tidak terbuang percuma.
    9. Memeriksa pekerjaan sebellllum diserahkan kepada Pembina.
    10. Menggunakan uang jajaan dengan hemat.
    11. Membiasakan anak belanja kewarung dan pasar dengan teratur.
    12. Memberi anak tanggung jawab untuk tugs di rumah dan lain=lain.
    13. Membiasakan untuk menabung
    14. Bekerja berdasarkan manfaat dan rencana
.
8. Darma kedelapan: Disiplin, berani dan Setia
a. Pengertian
  1. Disiplin dalam pengertian yang luas berarti paaaaaatuh dan mengikuti pemimpin dan atau ketentuan dan peraturan.
  2. Dalam pengertian yang lebih khusus, disiplin berti mengekang dan mengendalikan diri.
  3. Berani adalah suatu sikap mental untuk bersedia menghadapi dan mengatasi suatu masalah dan tantangan.
  4. Setia berarti tetap pada suatu pendirian dan ketentuan.
  5. Dengan demikian, maka berdisiplin tidak secara membabi buta melaksanakan perintah, ketnetuan dan peraturan, sebagai manusia ciptaan Tuhan, seseorang harus berani berbuaaaat berdasarkan pertimbangan dan nilai yang lebih tinggi.
b. Pelaksanaan dalam Hidup Sehari-haaaari
  1. Berusaha untuk mengendalikan dan mengaaaatur diri (self disiplin).
  2. Mentaati peraaturan.
  3. Menjalani ajaran dari ibadah agama,
  4. Belajaaar untuk menilai kenyataan, bukti dan kebenaran suatu keterangan (informasi).
  5. Patuh dengan pertimbangan dan keyakinan.


9. Darma kesembilan: Bertanggungjawab dan dapat dipercaya,
a. Pengertian dan Pelaksanaan dalan Hidup sehari-hari.
 
  1. Yang dimaksud dengan bertanggungjawab ialah:
Pramuka itu bertanggungjawab atas segala sesuatu yang diperbuat baik atas perinnntah maupun tidak, terutama secara pribadi bertanggungjawab terhadap Negara, bangsa, masyarakat dan keluarga misalnya :
    1. Segala sesuatu yng diperintahkan kepadanya, harus dilakukan dengan penuh rasa tanggungjawab.
    2. Segala sesuatu yang dilakukan atas kehendak sendiri dilakukan dengan penuh rasa tanggungjawab.
    3. Pramuka harus berani bertanggungjawab atas suatu tindakan yang diambil, di luar perintah yang diberikan kepadanya karena perintah tersebut tidak dapat atau sulit dilaksanakannya,
    4. Seorang Pramuka tidak akan mengelakkan suaatu tanggungjawab dengan suatu alasan yang dicari-cari,
 
Tujuannya adalah mendidik dan memasukkan suaaatu tanggungjawab yang besar kepadanya.

  1. Yang dimaksud dengan dapat dipercaya ialah: Pramuka itu dapat dipercaya, baik perkataannya maupun perbuatannya.
Misalnya:
    1. Dapat dipercaya itu berarti juga jujur, yaitu jujur terhadap diri sendiri, terhadap anak didik dan terhadap orang lai n terutama yang menyangkut uang, materi dan lain-lain.
    2. Pramuka dapat dipercaya atas kata-katannya, perbuatannya dan lain sebagainya, apa yang dikatakannya tidaklah suaaatu karangan yang dibuat-buat.
    3. Apabila ia ditugaskan untuk melaksanakan sesuatu, maka ia dapat dipercaya bahwa ia pasti akan melaksanakannya dengan sebaik-baiknya.
    4. Dalam kehidupan sehari-hari dimana dan kapan pun juga Pramuka dapat dipercaya bahwa ia tidak akan berbuat sesuatu yang tidak baik, meskipun tidak ada orang yang tahu atau yang mengawasinya.
    5. Selalu menepati waktu yang sudah ditentukan,
 
Tujuan adalah mendidik Pramuka menjadi oarnag yang jujur dan yang dapat dipercaya akan segalati ngkah lakunya.
 
10. Darma kesepuluh : Suci dalam pikiran Perkataan dan peeerbuatan
a. Pengertian
  1. Seorang Pramuka dikatakan matang jiwanya, bila Pramuka itu dalam setiap tingkah lakunya sudah mengambarkan laku yang suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan
  2. Suci dalam pikiran berate bahwa Pramuka tersebut selalu melihat dan memikirkan sesuatu itu pada segi baiknya atau ada hikmahnya dan tidak terlintas sama sekali pemikiran ke arah yang tidak baik.
  3. Suci dalam perkataan setiap apa yang telah dikatakan itu benar, jujur seerta dapat dipercaya dengan tidak menyinggung perasaan oeng lain.
  4. Suci dalam peerbuatan sebagai akibat dari pikiran dan perkataan yang suci, maka Pramuka itu harus sanggup dan mampu berbuat yang baik dan benar untuk kepentingan Negara, bangsa, agama dan keluarga.
  5. Dengan selalu melakukan pikiran, perkataan dan perbuatan yang suci akan menimbulkan pengertian dan kesadaran menurut siratan jiwa Pramuka sehingga Pramuka itu memukan dirinya sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka Antaranya: “…. Menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur, tinggi metal-moral budi pekerati dan kuat keyakinan beragamanya…”
b. Pelaksanaan dalam Hidup Sehari-hari
  1. Seorang Pramuka selalu menyumbangkan pikirannya yang baik, tidak berprasangka, dan tidak boleh mempunyai sikap-sikap yang teercela dan selalu menghargai pemikiran-pemikiran orang lain. Sehingga timbul salaing haarga menghargai sesame manusia dalam kehidupannya sehari-hari.
  2. Seorang Pramuka akan selalu berhati-hati dan berusaha sekuat tenaga untuk mengendalikan diri aterhadap ucapannya, dan menjauhkan diri dari perkataan-perkataan yang tidak pantas dan menimbulkan ketidak percaayaan orang lain.
  3. Seorang Pramuka akan menjadi contoh pribadi dalam segala tingkah lakunya dan menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang jelek yang terdapat dalam kehidupan masyarakat.
  4. Setiap Pramuka mempunyai pegangan hidup yaitu agama, jelas di sini bahwa Pramuka itu beragama bukan hanya dalam pikiran dan perkataan belaka, tetapi keberagamaan Pramuka tercermin pula dalam perbuatan yang nyata.
  5. Usaha agar Pramuka itu satu dalam kata dan perbuatannya.

Jakarta, 28 Februari 1979
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Ketua,

ttd



Letjen TNI (Purn) Mashudi



































 DASA DHARMA DAN TRISATYA


  1. PENDAHULUAN
    1. Kode Kehormatan adalah suatu norma/ukuran kesadaran mengenai akhlak (budi pekerti) yang tersimpan dalam hati orang sebagai akibat karena orang tersebut tahu akan harga dirinya.
    2. Kode Kehormatan Pramuka ialah suatu norma dalam kehidupan Pramuka yang merupakan ukuran atau standar tingkah laku Pramuka di masyarakat.
    3. Kode Kehormatan Pramuka terdiri atas :
      • Satya Pramuka : merupakan janji Pramuka Penegak.
      • Dasa Dharma Pramuka : Merupakan pedoman dalam kehidupan
atau ketentuan moral bagi Pramuka Penegak.

  1. MATERI POKOK
    1. TRISATYA PRAMUKA.
        • Satya Pertama : sebagai orang seorang (individual) berjanji dengan sungguh-sungguh melaksanakan sesuatu demi kehormatannya.
Orang yang membiasakan diri ingkar janji adalah orang yang sukar dipercaya, seorang anggota Pramuka berpegang teguh pada janjinya.
Seorang anggota Gerakan Pramuka, mengakui adanya Tuhan Yang Maha Kuasa yang menciptakan langit dan bumi beserta isinya. Yang palingberkuasa terhadap segala sesuatu di dalam dunia dan alam sejagat ini, dan bahwa setiap anggota gerakan Pramuka harus melaksanakan kewajibannya terhadap Tuhan, yakni menyembah-Nya dan melaksanakan ajaran-ajaran-Nya dengan tekun.
Seorang Pramuka berjanji akan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Negara yang memiliki keanekaragaman terkaya di dunia ini (budaya, alam, agama, adat istiadat, suku dan sebagainya). Mempertahankan Bhinneka Tunggal Ika (Unity in Diversity) serta melihat dinamika perkembangan bangsa ini. Setiap anggota Gerakan Pramuka memikul tanggungjawab untuk mengisi dan membela kemerdekaan Republik Indonesia yang tinggi keanekaragamannya ini dan membangunnya dengan sungguh-sungguh untuk keselamatan semua, tiada yang terkecuali.
Seorang anggota Gerakan Pramuka, sesudah mempelajari kelima sila dari Pancasila, maka ia tidak akan tinggal diam sebelum sila-sila itu diamalkan didalam kehidupan sehari-hari.
Seorang anggota Gerakan Pramuka tidak mau menjadi anggota NATO dalam pengertian No Action Talk Only (tiada perbuatan atau tindakan, bicara atau omong aja).
        • Satya Kedua : berjanji bersungguh-sungguh menolong sesama hidup, terutama sesama manusia juga flora dan fauna serta organisme-organisme mikro yang melimpah disekitar kita. Menolong sesama manusia karena menyadari bahwa tanpa manusia manusia tidak akan menjadi manusia, artinya kemanusiaan manusia hanya dapat berkembang dalam pergaulan sesama manusia. Dengan perkataan lain, pendekatan holistik terhadap alam sejagat, termasuk manusia, itulah yang dipahami dan dipraktekkan.
Pramuka Penegak harus ikut serta membangun masyarakat, melalui berbagai program dan kegiatan masyarakat tempat hidup atau bermukim.

        • Satya Ketiga : menepati Dasadharma baik nilai-nilai etis – religius, nilai-nilai sosial budaya maupun nilai-nilai sosial ekonomi. Untuk dijadikan pedoman dan pengaruh tingkah laku sehari-hari, didalam pergaulan dengan sesama manusia.

    1. DASA DHARMA PRAMUKA

  1. Pramuka Takwa kepada Tuhan yang Maha Esa ; Ia disadarkan akan kedudukannya sebagai makhluk lemah yang mengakui adanya Tuhan Yang Maha Kuasa, Tuhan Maha Pencipta,Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, pendeknya kekuatan dan kekuasaan yang membuat dirinya kecil di hadapan Allah dan ia akan berupaya dengan sungguh­sungguh untuk mematuhi dan melaksanakan semua ajaran-Nya, agar hidupnya diberkati oleh Allah Yang Maha Kuasa, agar ia dapat hidup dengan sesama manusia suasana damai mengharungi kehidupan di dunia yang fana ini.
Pramuka takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, takwa artinya keinsafan yang diikuti dengan kepatuhan dan ketaatan dalam melaksanakan perintah Allah dan menjauk segala larangan-Nya. Kesalehan hidup selalu dikejar oleh setiap anggota Gerakan Pramuka. Dengan perkataan lain, seorang anggota Gerakan Pramuka harus berusaha dengan sungguh sungguh dan terus menerus untuk memelihara sifat diri agar tetap taat melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan segala larangan-Nya. Disebut berusaha dengan sungguh-sungguh, karena di dalam kehidupan ini manusia, termasuk anggota Gerakan Pramuka, tidak luput dari berbagai cobaan dan pengaruh pengaruh buruk yang terdapat di dalam masyarakat. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa tidaklah berarti bahwa manusia atau anggota Gerakan Pramuka itu menjadi ‘malaekat’, tiada malaekat di dunia yang fana ini, karena 'malaekat' adalah 100% baik, artinya jika seorang manusia sudah menjadi 'malaekat' maka ia sudah di surga, tidak di dunia ini lagi.

  1. Pramuka cinta alam dan kasih sayang sesama manusia. Di sini jelas, bahwa manusia walaupun penting namun hanyalah sebagian kecil dari alam sejagat sebagimana dikemukakan diatas, dan untuk kemaslahatannya, manusia yang pramuka itu mencintai alam semesta ini, baik benda mati apalagi benda hidup, serta menyayangi sesama manusia karena setiap kali ia bertemu dengan sesama manusia maka ia juga melihat dirinya sendiri didalam sesama manusia itu. Dengan sikap mental seperti ini, maka menyayangi sesama manusia adalah juga mengasihi. diri sendiri, sehingga manusia disadarkan untuk memperlakukan sesama manusia sebagaimana ia memperlakukan dirinya sendiri.
Darma kedua ini menegaskan, bahwa sesama manusia itu adalah juga bagian dari alam, dan kita harus mencintai alam dan sesama manusia. Di sini juga jelas, bahwa tidak disebut sesama manusia yang satu suku, yang satu agama, yang satu budaya, dan sebagainya, tidak, tetapi semua manusia tanpa membedakan suku, agama, ras, dan sebagainya. Perhatikan pernyataan di atas, bahwa semua manusia sama di dunia ini, karena mereka itu tiada yang berhak memilih ibu bapaknya. Jika kita mencintai atau kasih sayang sesama manusia, maka pada hakikatnya kita juga mencintai diri kita sendiri, karena diri kita sendiri ada di dalam diri sesama manusia itu. Di dalam istilah sehari hari dikatakanlah simpati, empati, dan sebagainya, namun istilah istilah ini masih membuat jarak antara seorang manusia dengan manusia lain. Tetapi jika kita memperlakukan sesama manusia seperti diri kita sendiri, maka pada hakikatnya jarak tersebut tidak ada lagi.

  1. Pramuka patriot yang sopan dan kesatria. Seorang pramuka adalah pejuang yang cinta negara­ bangsanya dan mau berkorban untuk kejayaan dan kemakmuran negara bangsanya, ia adalah pembela tanah air yang tidak menyombongkan diri, tetapi yang baik budi bahasanya serta berpegang teguh pada perumpamaan nenek moyang bak ilmu padi, kian berisi kian runduk. Ia adalah juga kesatria atau pemberani untuk membela yang benar; tidak mengenal mundur setapak sekalipun untuk mempertahankan dan memperjuangkan kebenaran.
Patriot yang sopan dan kesatria diperlukan bukan hanya pada waktu negara bangsa mengalami kemelut atau krisis, baik krisis moneter, ekonomi, krisis nilai nilai, termasuk krisis kepercayaan, namun diperlukan setiap hari, karena kita menghadapi masalah di dalam kehidupan seharihari yang memerlukan orang orang yang mau dan mampu memecahkannya demi kesejahteraan bersama. Searang anggota Gerakan Pramuka mempersiapkan diri dan dipersiapkan untuk menjadi seseorang yang mau dan mampu 'mengenali atau mengidentftikasi masalah, merumuskan masalah secara rinci dan tersurat, dan memecahkan masalah', baik masalah pribadi terlebih masalah masyarakat atau masalah dalam hidup bersama. Dengan perkawan lain, ia dipersiapkan menjadi penemu masalah (problem fznder) dan pemecah masalah (problem solver) demi kepentingan bersama.

  1. Pramuka patuh dan suka bermusyawarah. Seorang pramuka adalah manusia yang memperlakukan sesamanya seperti dirinya sebagaimana sudah dikemukakan di atas, ia menaati peraturanperaturan di dalam berkomunikasi antarsesama manusia, terutama di dalam bermusyawarah untuk meraih mufakat dan ia menyukai musyawarah, karena di sanalah setiap orang itu dimanusiakan (diwong ke). Di dalam bermusyawarah itulah dirinya rasa cinta kasih yang sudah diungkapkan sikap yang demokratis, yakni menghargai perbeddan pendapat, namun jika sudah diputuskan bersama dan keputusan itu milik bersama, maka tentu wajib dilaksaplakan dan dipertanggungiawabkan bersama.
Seorang pramuka melaksanakan tata aturan bergaul dan bermasyarakat secara konsisten alau runtut raut; ia lidak senang dan akan berusaha menjauhi sikap acuh tak acuh dan sikap 'neko-neko' yang tidak tegas. Seorang pramuka yang patuh dalam mengikuti tata aturan bermusyawarah akan mengungkapkan tingkah laku yang demokratis (demos rakyat; cratein=berkuasa) yang benarbenar menghargai dan memanfaatkan prakarsa alau inisiatif orang seorang untuk kepentingan dan kesejahteraan bersama.

  1. Pramuka rela menolong dan tabah. Seorang pramuka rela memberi pertolongan, terutama kepada mereka yang benar benar sangat memerlukan bantuan itu. Disadarinya, bahwa jika kita rela memberi pertolongan kepada orang lain, maka sudah pasti akan ada orang lain yang akan membantu kita. Di dalam menghadapi kenyataan hidup, terutama tantangan, dan permasalahan serta cobaan, pramuka mengungkapkan sikap tenang dan ketetapan hati yang luar biasa. Berbagai cobaan yang timbul dihadapinya dengan ketenangan dan tidak bingung, sehingga kemampuannya untuk memecahkan persoalan atau masalah dapat berlangsung mangkus atau efektif.
Seorang pramuka memang selalu berusaha menanam, memupuk dan mengembangkan di dalam dirinya ‘rasa cintah-kasih’ dikemukakan di atas yang akan menjadi dasar bagi kesukarelaannya untuk berbuat sesuatu apapun, terlebih untuk memberi pertolongan kepada mereka yang memerlukan pertolongan itu. Di dalam menghadapi berbagai permasalahan masyarakat, baik masyarakat umum maupun sesama pramuka, terutama di dalam menghayati, memahami dan menghadapi berbagai cobaan, ujian dan kesulitan, seorang pramuka menunjukkan sikap tabah, ketetapan hati dan keberanian untuk mencari, mengusahakan dan menemukan serta melaksanakan tata cara pemecahan masalah masalah secara mangkus.

  1. Pramuka rajin, terampil, dan gembira. Seorang pramuka suka bekerja, belajar dan berdoa giat sepanjang hayat, artinya ia bergiat dengan kesungguhan serta mengharapkan karunia dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Ia memahami bahaya yang dapat terjadi yang terungkap di dalam perumpamaan, "Malas bantal setan ", sehingga ia selalu berusaha melawan rasa malas di dalam dirinya, dan ia sangat tidak senang melihat seseorang yang malas. Ia juga berusaha untuk menguasai keterampilan yang relevan yang dapat dijadikan bekal untuk mencari nafkah sesehari, jika nanti sudah tiba saatnya untuk itu ­artinya ia mampu melaksanakan perumpamaan nenek moyang, 'Sedia payung sebelum hujan! " Di samping itu, seorang pramuka ‘selalu’ gembira dan di dalam pergaulannya dengan sesama manusia, baik yang sudah anggota Gerakan Pramuka maupun yang belum serta masyarakat umum, ia 'selalu' menyenangkan dan membesarkan hati.
Seorang pramuka menggunakan waktunya sebaik-baiknya, karena menyadari bahwa waktu yang dikaruniakan Tuhan kepada setiap manusia adalah sama jumlahnya, hanya 24 jam sehari, dan itulah yang paling berharga. Dipahamijuga oleh anggota Gerakan Pramuka, bahwa jika waktu itu sudah berlangsung maka ia tidak mungkin kembali lagi, oleh karena itu janganlah sia siakan waktu yang berharga itu. Manfaatkanlah waktu itu sebaik­-baiknya untuk kemaslahatan sendiri maupun bersama: "membaca, menulis, melakukan pekerjaan tangan, berolahraga, dan kegiatan kegiatan produktif lain "

  1. Pramuka hemat, cermat, dan bersahaja. Seorang pramuka tidak akan membelanjakan uang lebih besar daripada uang saku yang disediakan orang tuanya besar pasak daripada tiang!, dan tidak akan menghambur hamburkan uang artinya menggunakannya untuk hal hal yang kurang perlu; ia juga berhati hati di dalam memanfaatkan uang, artinya tindakannya selalu didahului oleh pemikiran dan penelitian yang seksama sebelum memutuskan untuk membeli sesuatu. Di samping itu, seorang pramuka tidak bertingkah laku berlebih lebihan, ia sederhana, karena kesederhanaan merupakan nilai hidup yang bermakna tinggi yang perlu dihayati oleh setiap orang.
Seorang pramuka selalu mengajukan pertanyaan kepada dirinya sendiri, "Apakah tenaga, waktu, dana dapat dihemat pada waktu pelaksanaan sesuatu program atau kegialan? Analisis biaya hasil dilakukannya dengan teliti, artinya 'hasil pekerjaan' dibandingkan dengan 'dana dan tenaga yang digunakan', dan informasi inilah yang dijadikan dasar untuk berbuat. “Ketelitian anggota Gerakan Pramuka diusahakan selalu mengembangkannya di dalam melaksanakan berbagai kegiatan dan program, karena diakui bahwa ketelitian merupakan modal penting untuk kehidupan di masadepan“ ketelitian berpikir, ketelitian menggunakan katakata, ketelitian memilih, ketelitian mengatur, dan sebagainya "

  1. Pramuka disiplin, berani, dan setia. Memang di dalam kehidupan manusia, disiplin memainkan peranan yang amat menentukan, artinya jika pramuka itu berbuat sesuatu dengan ketekunan dan sesuai aturan, maka biasanya ia akan selamat mengharungi hidup dengan segala liku likunya ini. Seorang pramuka juga harus berani menghadapi dan mengambil risiko, dan di dalam usaha bersama umpamanya kesetiaan seorang pramuka tidak boleh diragukan. Jika anggota Gerakan Pramuka menjanjikan sesuatu atau membuat perjanjian, maka ia harus berpegang teguh padajanji itu; tidak boleh ingkar janji dan harus setia kepada sesama mitra kerja, sesama mitra keluarga, termasuk kesetiaan antara ibu dan bapak di dalam keluarga dan masyarakat.
Keberanian pramuka dikembangkan melalui berbagai program dan kegiatan, seperti melompati aral melintang, memanjat tebing, mendaki gunung dengah berbagai kecuraman, dan menyeberangi sungai dengan arus yang beragam derasnya. Berbagai sifat alam dipelajari untuk dapat dimanfaatkan dalam mengembangkan keberanian, namun tetap dengan kesiapsiagaan yang tinggi agar tetap aman, dan berbagai bahaya terhindarkan.

  1. Pramuka bertanggungjawab dan dapat dipercaya. Sebagaimana sudah diuraikan di atas, maka seorang pramuka mau dan mampu memper­ tanggung jawabkan perbuatan dan memikul akibat dari perbuatannya. Ia tidak mau mengelak dari rasa tanggungiawab yang dipikulkan di atas pundaknya meialui tugas tugas yang diembannya. Ia tidak mau mengambil risiko untuk berbohong, terlebih membohongi diri sendiri dan sesama manusia. Seorang pramuka dapat dipercaya, artinya perkataannya dapat dipegang, baginya ‘ya' adalah ‘ya’ dan 'tidak' adalah 'tidak'. Seorang pramuka berusaha sekuat tenaga untuk menghayali nilai nilai etis religius dan mempraktikkannya didalam kehidupan sehari hari.
Rasa tanggungiawab seorang pramuka dikembangkan dengan sebaik baiknya, tentu sesuai usia dan kemampuannya, karena sangat disadari bahwa inilah suatu modal yang amat penting untuk masa depan. Seseorang yang berkemampuan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya akan mampu meraih kemajuan di dalam kegiatannya di sekolah, di lembaga pendidikan luar sekolah, di dalam pergaulan dengan sesama manusia dan di dalam masyarakat umumnya. Inilah yang harus diraih oleh setiap anggota Gerakan Pramuka.

  1. Pramuka suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan. Seorang pramuka memahami benar, bahwa ia harus berupaya terus menerus sepanjang hayat untuk memperkecil jurang atau kesenjangan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dikehendakinya dengan apa yang dikatakannya dengan apa yang dilakukannya. Terdapat dua jenis jurang, pertama, jurang alqmiah yang umumnya manusia tidak mampu berbuat banyak tentang jurang yang alamiah ini, dan kedua, jurang yang sengaja dibuat oleh manusia itu sendiri; jurang kedua inilah yang harus diusahakan untuk menghindari dan meniadakannya serta kemampuan untuk berbuat demikian memang tergantung pada manusia itu sendiri atau merupakan kewenangan manusia itu sendiri. Artinya, jika jurang itu bersih dari jurang yang disengaja' itu, maka dapatlah dikatakan, bahwa pramuka itu suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.
Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan berarti, bahwa pramuka itu sudah berusaha sekuat tenaga untuk memperkecil dan meniadakan jurang antara pikiran, perkataan dan perbuatan, yakni jurang yang 'tidak lumrah atau alamiah. Jadi pengertian suci di sini berarti bebas dari atau bersih dari jurang 'buatan manusia', jadi seperti dalam pengertian ‘suci hama’ yang artinya bebas bakteri atau steril. Seorang pramuka yang berupaya sekuat tenaga untuk tidak berbohong atau tidak berbuat curang terhadap sesama manusia berarti ia berupaya memperkecil jurang antara apa yang dupikirkan, dikatakan dan diperbuatnya. Derajat keteladanan seseorang sangat tergantung pada kemampuannya untuk 'menyucikan' pikiran, perkataan dan perbuatannya, dan hal ini berarti bahwa makin kecil jurang 'buatan' itu makin tinggilah derajat keteladanan seseorang.

  1. PENUTUP
    1. Tri Sayta dan Dasa Dharma Pramuka merupakan norma kehidupan Pramuka dan memancarkan kesadaran pembangunan watak yang didapatkan dari kegiatan Kepramukaan.
    2. Tri Sayta dan Dasa Dharma Pramuka identik dengan HARGA DIRI, KEHORMATAN DIRI .

Pelanggaran Kode Kehormatan = Jatuhnya Harga Kehormatan Diri Seorang Pramuka