Landscappist.com - Kemarin 4/5 2012, mantan Menteri Kesehatan (Menkes) Endang Rahayu Sedyaningsih telah berpulang kehadirat Sang Khalik. Menurut pernyataan Dirut RSCM Akmal Taher, penyebab meninggalnya mantan Menkes adalah karena penyakit paru. Pernyataan tersebut diperkuat dengan publish situs Departemen Kesehatan, bahwa mendiang Ibu Endang didiagnosa kanker paru sejak Oktober 2010. Dan akhirnya pada Mei 2012 akhirnya tutup usia. Lalu bagaimana sebenarnya penyakit kanker paru-paru menyerang?
Pada konferensi internasional bertajuk International Union Against TB and Lung Diseases, 20 September 2011 disebutkan bahwa tiga penyakit paru utama yang masuk kategori tidak menular terbesar di dunia, yaitu asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), dan kanker paru. Selain itu dinyatakan bahwa saat ini terdapat 64 juta orang dengan PPOK, dan perkiraan pada tahun 2030 akan jadi penyebab kematian ketiga di dunia.
Memang pada penyakit kanker paru ini cukup misterius karena gejala yang tidak segera terlihat. Meskipun sebenarnya ada beberapa indikasi pada tahap kemunculannya. Selanjutnya sejalan dengan eskalasi level kanker paru, beberapa gejala yang biasa terlihat akan muncul menurut dinas kesehatan, diantaranya: batuk yang tak kunjung berhenti, nyeri di dada (khususnya saat mengambil napas dalam-dalam), nafas pendek dan berbunyi, batuk berdahak dan berdarah, sering mengalami kelelahan.
Banyak kasus yang terjadi dan memberikan kesimpulan bahwa kanker paru tahap awal sulit untuk terdeteksi karena tak memiliki gejala jelas. Keluhan batuk yang tak kunjung berhenti dan mengi (napas berbunyi) umumnya hanya baru bisa dikatakan ada kemungkinan kanker paru, lalu setelah melewati lanjutan seperti sinar X, pengetesan dahak, baru bisa diambil kesimpulan. Jika terdeteksi kanker, kemungkinan terbesar akan diikuti dengan biopsi sebagai klarifikasi diagnosa serta penentuan jenis serta tingkat kanker.
Penyebab
Situs kesehatan WebMD menjelaskan, kanker paru bisa menyebabkan kematian perempuan maupun lelaki. Sebelum meluasnya penggunaan mesin penggulung rokok mekanik, kanker paru jarang ditemui. Saat ini, situs tersebut mengabarkan, merokok merupakan penyebab kematian 9 dari 10 kematian pengidap kanker paru.
WebMD menyebutkan bahwa hingga saat ini merokok adalah salah satu penyebab kanker paru. 9 dari 10 kematian pengidap kanker paru merupakan perokok. Hal ini dikarenakan rokok selain banyak mengandung zat-zat penyebab kanker, namun juga mereduksi sistem daya tahan alami paru-paru. Rokok dari bahan tembakau melumpuhkan silia yang merupakan pelindung paru-paru dari racun, bakteri dan virus hingga tidak bisa berfungsi, dan membuat zat karsinogen (pemicu kanker) dapat dengan mudah menyerang paru-paru. Lebih lanjut lagi para peneliti menyatakan belum mengetahui secara pasti alasannya, bahwa kanker paru lebih memengaruhi perempuan non perokok jauh lebih banyak ketimbang lelaki non perokok.
Polusi udara di kota besar barangkali merupakan salah satu penyebab perkembangan kanker paru. Para pakar menyebutkan bahwa polusi asap kendaraan, industry serta pembangkit listrik juga bisa memicu kanker paru, tidak jauh berbeda dengan yang dialami perokok pasif. Hipotesa lain menyebutkan bahwa seseorang yang banyak berinteraksi dengan zat-zat tertentu, seperti uranium, arsenik, asbestos dan zat industrial kimia buatan disarankan untuk mengambil langkah-langkah pencegahan dan membatasi kemungkinannya. Selain faktor-faktor penyebab kanker paru yang lain diantaranya; faktor keturunan dan konsumsi air minum yang kadar arseniknya tinggi.
Berita meninggalnya mantan Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih sontak mengingatkan banyak kalangan bahwa kanker paru merupakan satu diantara beberapa jenis kanker paling banyak membunuh orang, namun bisa dicegah, diantaranya dengan berhenti merokok. Sekedar ilustrasi, perokok memiliki kemungkinan penurunan 50 persen resiko kanker paru setelah berhenti selama 5 tahun dibanding orang yang merokok satu bungkus rokok per hari.