Minggu

Cegah Kanker Payudara dengan Konsumsi Serat

Dari informasi yang saya postingkan sebelumnya dalam Cara Menjaga Kesehatan Payudara untuk melindungi diri dari kanker, dan kemudian saya ulas kembali dalam Kanker Payudara Bukan Penyakit Turunan, dan juga dalam informasi yang terbaru bahwa Payudara Besar Rentan Terkena Kanker, sudah sangat jelas penyakit ini bukanlah penyakit biasa.

Beberapa tips dan berbagai macam cara untuk pencegahan kemungkinan adanya penyakit jenis kanker payudara ini banyak dicari, dasarnya jelas karena siapalah orangnya yang mau menderita di cengkram penyakit ini. Penelitian di China baru-baru ini mengemukakan, perempuan yang banyak konsumsi serat lebih kecil kemungkinannya menderita kanker payudara dibanding mereka yang makan sedikit serat.

Riset ini memang tidak secara langsung membuktikan serat sebagai penurun risiko kanker. Namun, bagaimanapun, wanita yang mengonsumsi banyak serat secara keseluruhan mereka lebih sehat dibandingkan yang tidak makan serat sama sekali.

Menurut para peneliti dari Soochow University, orang yang melakukan diet tinggi serat memiliki kadar hormon estrogen lebih rendah. Hormon estrogen memang dikenal sebagai salah satu faktor risiko pemicu tumor payudara.

Dalam risetnya, peneliti mengombinasikan 10 studi sebelumnya yang mengamati pola diet perempuan. Sekitar 710.000 perempuan dalam studi ini dipantau selama tujuh sampai 18 tahun untuk melihat risiko mereka mengidap kanker.

Hasilnya, diketahui bahwa sebanyak 2,4 persen perempuan mengalami kanker payudara. Namun, di kalangan perempuan yang menempati posisi lima teratas (paling banyak mengonsumsi serat), risiko mereka 11 persen lebih kecil untuk terkena kanker payudara.

Beberapa literatur merekomendasikan, perempuan setidaknya membutuhkan 25 gram serat per hari, sedangkan laki-laki harus mencukupi 38 gram serat per hari.

"Meningkatkan asupan makanan berserat adalah sangat penting artinya demi kesehatan masyarakat," ungkap tim peneliti dari China yang memublikasikan temuannya dalam American Journal of Clinical Nutrition.

Sementara itu, Dr Eleni Linos dari Stanford University, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut, menilai bahwa efek mengonsumsi serat bagi penurunan risiko kanker relatif kecil.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Christina Clarke, ilmuwan dari Cancer Prevention Institute of California in Fremont. "Meskipun hubungan antara risiko kanker payudara dan serat sangat kecil, tetapi serat adalah sesuatu yang kita tahu sangat sehat bagi setiap orang," ujarnya.

Menurut Clarke, diet tinggi serat sangat baik dalam mengontrol kolesterol dan penurunan berat badan. "Akan tetapi, jika ternyata konsumsi serat dapat mengurangi risiko kanker, itu akan menjadi bonus tambahan," kata Clarke