Seringkali dijumpai orang yang kurus namun memiliki perut yang buncit. Jika dilihat dari proporsi badannya, agak ganjil memang. Kondisi ini terjadi diakibatkan penumpukan lemak yang kurang merata. Penyebabnya tak lain dan tak bukan adalah asupan karbohidrat yang berlebihan.
"Masyarakat saat ini banyak mengkonsumsi karbohidrat berlebihan. Banyak ditemui orang yang kurus tapi buncit karena mengkonsumsi banyak karbohidrat. Dari makan nasi dengan lauk mie, bihun atau siomay yang banyak terbuat dari bahan dasar tepung," kata dr Phaidon L Toruan, dokter dan trainer hidup sehat seperti diwawancari detikHealth, Rabu (16/5/2012).
Asupan karbohidrat yang berlebihan lebih dari yang dibutuhkan oleh tubuh akan disimpan dalam bentuk lemak. Tempat yang paling banyak digunakan untuk menyimpan perut adalah di perut, tepatnya di rongga-rongga antar organ di dalam perut.
"Kebiasaan masyarakat kita adalah banyak memakan karbohidrat dengan lauk karbohidrat, dan ditutup dengan minuman manis. Bisa dihitung berapa banyak glukosa yang masuk ke dalam tubuh. Sebaiknya, jangan minum minuman yang manis setelah makan. Kalau bisa air putih saja atau ganti gulanya dengan madu yang tidak akan menyebabkan petambahan berat badan," kata dr Phaidon.
Penumpukan lemak di perut juga bisa menjadi pertanda kurangnya aktivitas fisik dan penurunan metabolisme tubuh. Olahraga dalam taraf ringan sebenarnya sudah cukup efektif mengatasi perut buncit, asal intensitasnya memadai.
"Pada orang yang berusia 30 tahun ke atas sebaiknya banyak melakukan aerobik dan latihan beban sebab massa otot dan kecepatan metabolismenya sudah berkurang. Namun melakukan jogging juga cukup, asal intensitasnya tepat," kata dr Phaidon.
Menurut dr Phaidon, faktor utama dari terbentuknya perut buncit adalah gaya hidup dan maraknya iklan di media.
"Masyarakat saat ini banyak mengkonsumsi karbohidrat berlebihan. Banyak ditemui orang yang kurus tapi buncit karena mengkonsumsi banyak karbohidrat. Dari makan nasi dengan lauk mie, bihun atau siomay yang banyak terbuat dari bahan dasar tepung," kata dr Phaidon L Toruan, dokter dan trainer hidup sehat seperti diwawancari detikHealth, Rabu (16/5/2012).
Asupan karbohidrat yang berlebihan lebih dari yang dibutuhkan oleh tubuh akan disimpan dalam bentuk lemak. Tempat yang paling banyak digunakan untuk menyimpan perut adalah di perut, tepatnya di rongga-rongga antar organ di dalam perut.
"Kebiasaan masyarakat kita adalah banyak memakan karbohidrat dengan lauk karbohidrat, dan ditutup dengan minuman manis. Bisa dihitung berapa banyak glukosa yang masuk ke dalam tubuh. Sebaiknya, jangan minum minuman yang manis setelah makan. Kalau bisa air putih saja atau ganti gulanya dengan madu yang tidak akan menyebabkan petambahan berat badan," kata dr Phaidon.
Penumpukan lemak di perut juga bisa menjadi pertanda kurangnya aktivitas fisik dan penurunan metabolisme tubuh. Olahraga dalam taraf ringan sebenarnya sudah cukup efektif mengatasi perut buncit, asal intensitasnya memadai.
"Pada orang yang berusia 30 tahun ke atas sebaiknya banyak melakukan aerobik dan latihan beban sebab massa otot dan kecepatan metabolismenya sudah berkurang. Namun melakukan jogging juga cukup, asal intensitasnya tepat," kata dr Phaidon.
Menurut dr Phaidon, faktor utama dari terbentuknya perut buncit adalah gaya hidup dan maraknya iklan di media.
Gaya hidup yang kurang olahraga, banyak memakan makanan berkarbohidarat sederhana yang cepat diserap tubuh dan gembar-gembor iklan agar banyak memakan makanan manis dan junk food mengajak masyarakat untuk semakin menjauhi pola hidup sehat.