Kalau ditanya mengapa banyak anak tidak atau kurang suka lebih tepatnya dengan ekstrakulikuler Pramuka adalah pertanyaan retoris karena sesungguhnya Pramuka yang saya kenal selama ini adalah suatu program sekolah yang saya pikir sebagai ekstra yang terlalu dibesar-besarkan keberadaannya apa lagi ekstra ini juga diwajibkan namun atas dasar apa saya juga tidak begitu tahu mungkin sebagai formalitas atau untuk menggali dana untuk kas OSIS atau mungkin yang lain saya kurang begitu tahu.
Setiap siswa selalu bertanya pada dirinya masing-masing apa sebenarnya fungsi dari Pramuka yang diwajibkan oleh sekolah itu. Apa lagi peminat yang benar-benat serius pada Pramuka bila dihitung sangatlah sedikit sekali dibandingkan ekstra yang lain. Kalu saja Pramuka tidak diwajibkan mungakin siswa yang antusias sangatlah sedikit sekali dibanding ekstra yang tidak wajib lain yang anggotanya begitu antusias dan loyal terhadap ekstra yang mereka pilih dan mereka anggap sangat bermafaat bagi diri mereka.
Mereka (para siswa kelas X) selalu bertanya-tanya mengapa Pramuka harus diwajibkan apakah pemerintah menyusun Undang-Undang tentang diwajibnya Pramuka disetiap sekolah di Indonesia, kalau pun iya mungkin masih bisa dimaklumi keberadaannya karena pemerintah membuat sesuatu pasti ada tujuan yang jelas karena menyangkut kepentingan masyarakat serta pendidikan secara luas di seluruh Indonesia. Sedangkan bagaimana kalau tidak, apa tujuan yang jelas sekolah sebenranya selalu menjadi pertanayan tak terjawab oleh setiap siswa yang merasa terbebani oleh Pramuka.
Bila Pramuka adalah sebagai cara atau wadah untuk mengembangkan kemampuan berorganisasi adalah kurang maksimal karena pada mulanya mereka sudah tidak berminat untuk mengikuti. Bagai mana mugkin mereka bisa mendapatkan pelajaran dari itu kalau tidak didasari dengan niat. Kalau pun Pramuaka sebagai pengembang jiwa berorganisasi mungkin kalimat itu ditujuakan kepada KOJARSENA yang sebagai BPH utama dalam kegiatan-kegiatan pramuka karena hampir seluruh kegiatan pramuka ditangani oleh mereka yang mengaku sebagai KOJARSENA. Tapi kadang tanggung jawab itu sering disalah gunakan sebagai ajang balas dendam atau melampiaskan kemarahan kepada kelas X. Bukankan sebenarnya mereka sudah tahu kalau remaja tidak begitu suka dikerasi karena mereka nanti tidak peduli dengan kesalahan mereka atau mungkin malah kelakuan mereka semakin menjadi-jadi. Mungkin itu juga selah satu sebab mengapa mereka tidak mau datang ke sekolah untuk mengikuti organisasi dimana merka harus dipaksa dan dimarahi padahal belum tentu orang tua mereka pernah memarahi mereka.
Berbeda dengan organisasi non wajib seperti PMR contohnya mengapa anggotanya begitu banyak padahal sekolah dan pemerintah tidak pernah mewajibkan siswa utuk ikut PMR. Di PMR baik kelas X, XI, maupun XII selalu berkerjasama dalam mencapai tujuan tertentu yang jelas seperti akan adanya peristiwa penting bagi PMR yaitu GHO yang memerlukan dana yang tidak sedikit jumlahnya namun dengan itu kelas X juga diikutkan dalam proses gali dana sampai persiapannya sehingga mereka merasa berarti didalamnya. Sebenarnya Pramuka haruslah lebih terbuka seperti PMR sehingga tidak ada jurang pemisah antara kelas X dan XI. Bukannya saya membadingkan PMR dan Pramuka namun apa selah nya kalau itu dicoba dahulu.
Lalu apa yang mereka dapat dari seseuatu yang mereka benci namun mereka harus masuk dan mengikutinaya. Mereka datang pukul 15.00 lalu pulang pukul 17.00. Selama ±2 jam apa sebenarnya yang mereka dapat dari itu semua kalu mereka juga tidak menghendakinya. Mereka datang dengan pakaian lengkap khas Pramuka tapi adakah niat untuk mengikuti pramuka atau hanya untuk memenuhi kewajiban agar nilai raport mereka tidak ternoda oleh ketidak hadiran dalam Pramuka. Kita tanya kepada setiap siswa yang mengikuti pramauka apa mereka mengenal Boden Powel mungkin mereka cuama tahu dia adala pendiri Pramuka tidak lebih, tahukan mereka tentang perkembangan pramuka, penerapan Pramuka, panegamalan Pramuka di masayarakat, fungsi dari Pramuka, arti lambang Pramuka, saya yakin mereka menjawabnya tidak lebih dari tiga kalimat sisanya mereka tidak tahu jawabannya.
Bukankah sesungguhnaya Pramuka mendidik siswa agar bisa melakukan segalanya dengan mandiri namun apakan yang demikian itu bisa terealisasikan atau sebagai mission impossible yang takakan pernah tercapai. Namun kenyataanya kegiatan pramuk malah disalah gunakan fungsinya. Kalau pramuka untuk mendidik agar siswa bisa mengauasai segala hal itu salah besar karena kalu begitu apa fungsi ekstra non wajib seperti PMR, PASKI, Jaga Bhumi, PKS, dan lain-lain. Bukankan setiap orang tidak lah sempurna, mereka cuma bisa menguasai satu atau dua hal saja sehingga mereka bisa maksimal meggunakan kemampuannya.
APA PEMECAHANNYA?
Dari masalah ditas dita bisa menarik kesimpulan bahwa sesungguhnya para siswa megapa tidak begitu antusias karena mereka kurang mengetahui apa makna sesungguhnya dari Pramuka serta fungsinya bagi diri mereka dan masyarakat luas. Dengan kita tahu sebabnya maka kita bisa menaggualangi akibatnaya.
Pertama mungkin bisa ditanamkan pada diri mereka pengertian, makna, dan fungsi utama dari Pramuka yang selama ini menjadi momok bagi scout hater. Sehinga mereka tahu apa sebabnya mereka diwajibkan untuk melakukan sesuatu, seperti kita kalau bertanya mengapa kita diwajibkan untuk beribadah kepada Tuhan YME karena untuk berterimaksih kepada-Nya karena nikmatnya dan riskinya yang diberika pada kita, tapi ibadah disini bukan lagi sebagai sebuah kewajiban namun sebuah kebutuhan yang setiap hari harus dipenuhi setiap hari. Semoga Pramuka bukanlah hanya sebagai sebuah kewajiban atau formalitas sekolah yang harus dilakksanakan namun menjadi sebuah kebutuhan seorang murid untuk menjadikanya seorang yang berguna bagi diri sendiri dan orang lain dimana pun dia berdada selama membawa panji-panji Pramuka.
Kemudian karena diwajibkannya Pramuka apakah lebih baik kalau pramuka dimasukkan dalam ahir pelajaran sekolah sehingga siswa bisa langsung memakai seragam pramuka pagi-pagi, karena salah satu faktor ketidak hadiran merka karena kebanyakkann tempat tinggal siswa berada di luar kota Salatia. Dengan memasukan Praumuka pada ahir sekolah maka bisa mengurangi ketidak hadiran bahkan siswa bisa seluruhnya tiba disekolah tanpa harus pulang ke rumah terlebih dahulu.
Demikianlah sebab-sebab banyaknya ketidak hadiran siswa dalam Pramuka dan solusinya yang semoga berguna sehingga masalah ini bisa teratasi dan pramuka tidak lagi menjadi momok bagi siswa namun menjadi wadah yang bisa mengarahkan mereka untuk menemukan jati diri mereka sesungguhnya.