Azrul mengakui gerakan Pramuka di Tanah Air sempat mengalami kelesuan, terutama sejak reformasi tahun 1998. "Padahal, gerakan Pramuka bukanlah Orde Baru. Kalau ada yang berpikiran seperti itu salah besar," katanya dalam acara seminar "Revitalisasi Gerakan Pramuka Universitas Indonesia", di Universitas Indonesia (UI) Depok, Jawa Barat, Kamis (29/3/2012).
Menurut dia, sejak ditinggalkannya gerakan Pramuka mulai muncul permasalahan di kalangan pemuda mulai dari kurangnya sopan santun sampai tindakan kriminalitas.
"Permasalahan pemuda bisa diselesaikan, salah satunya melalui diaktifkannya kembali gerakan Pramuka," ujarnya.
Ia menegaskan, gerakan Pramuka bukan merupakan organisasi pemuda, melainkan merupakan gerakan pendidikan untuk membentuk karakter seseorang.
Lebih lanjut, ia mengatakan, gerakan Pramuka mempunyai tiga tujuan utama, yaitu pertama, membentuk karakter pemuda; kedua, menanamkan cinta Tanah Air dan bela negara; serta ketiga, meningkatkan keterampilan agar bisa mandiri yang bermanfaat bagi masa depannya.
Dikatakannya, gerakan Pramuka terbuka untuk kritik, masukan, dan saran. Gerakan Pramuka juga terbuka untuk semua, siapa pun warga negara Indonesia.
Dalam acara tersebut dilaksanakan pengukuhan Rektor UI Prof Gumilar Rusliwa Somantri sebagai Ketua Pembimbing Gugus Depan (Mabigus) UI.
Azrul berharap revitalisasi gerakan Pramuka di UI ini kembali menghidupkan gerakan tersebut di lingkungan kampus. Namun, bukan hanya hidup, melainkan juga UI sebagai leading sektor bagi perguruan tinggi lainnya yang membangun kembali kegiatan Pramuka.
"UI seharusnya bisa mempelopori bangkitnya kembali gerakan Pramuka di Indonesia," katanya.
Sumber : Kompas.com