Selasa

Inilah Pembeda Manusia Dengan Kera


Manusia sudah lama diketahui memiliki kekerabatan yang cukup dekat dengan simpanse atau kera. Ilmuwan pun kini mengetahui, apa yang membuat kedua spesies ini berbeda.

Riset dari Lund University, Swedia menunjukkan, bahwa makanan berkualitas tinggi, mampu membuat seorang ibu bisa melahirkan bayi lebih awal dan memiliki lebih banyak anak. Studi ini pun menjelaskan alasan manusia tumbuh lebih cepat.

Penelitian ini kemudian membandingkan 67 spesies mamalia, termasuk manusia, kera, tikus dan paus pembunuh. Hasilnya, ditemukan korelasi jelas antara memakan daging dan bayi-bayi dari zaman manusia awal.

Para ilmuwan menemukan, daging ternyata menjadi pendorong manusia awal untuk menyebar lebih cepat di seluruh dunia. Tak hanya itu, daging juga miliki efek mendalam di evolusi manusia.

Disebutkan, entitas muda dari semua spesies tersebut berhenti menyusui,saat otak mereka berkembang ke tahap tertentu. Dalam hal ini, pemakan daging (karnivora)berkembang lebih cepat daripada pemakan tumbuhan (herbivora)atau pemakan segala (omnivora).

“Makan daging memungkinkan periode menyusui dan melahirkan dipersingkat. Ini memiliki dampak penting pada evolusi manusia,” kata penulis utama Elia Psouni;.

Di antara kesuburan masyarakat alam, durasi rata-rata menyusui adalah 2 tahun 4 bulan. Sementara kerabat terdekat manusia, yakni simpanse betina,menyusui anaknya hingga 4-5 tahun.

Para peneliti sebelumnya mencoba menjelaskan mengapa periode menyusui manusia relatif lebih pendek berdasarkan teori-teori sosial, perilaku orangtua dan ukuran keluarga.

“Manusia tampak menyerupai hewan lain tentu saja bisa dianggap provokatif. Manusia cenderung berpikir, budaya membuat manusia berbeda dibanding spesies lain,” kata Dr Psouni.

Namun, kini ditemukan, bahwa perbedaan masa pada manusia dan kera besar merupakan dampak dari manusia yang merupakan karnivora, sedangkan gorila, orangutan dan simpanse adalahherbivora atau omnivora.

Terkait dengan kebiasaanmenyusui dan menyapih, tak ada penjelasan sosial atau budaya, “Hal ini dikarenakan spesies manusia secara keseluruhan merupakan pertanyaan biologi sederhana,”lanjutnya.